Ciri-ciri anak berbakat intelektual:
- Membaca pada usia lebih muda.
- Rasa ingin tahu yang kuat.
- Minat luas dan banyak kegemaran.
- Dapat bekerja sendiri (mandiri).
- Pengamatan yang tajam.
- Senang mencoba hal yang baru.
- Daya imajinasi yang kuat.
- Senang memecahkan masalah, berpikir kritis.
- Daya abstraksi yang tinggi.
- Prilaku terarah pada tujuan.
- Keuletan.
- Rasa tanggung jawab pada setiap tugas.
Bahan ejekan, anak-anak kecil sering mengejek anak-anak lain yang berbeda dengan dirinya, tidak menutup kemungkinan bahwa anak berbakat juga sering menjadi bahan ejekan teman sebaya.
Anak berbakat kurang tenggang rasa terhadap orang lain. Mereka sulit bergaul dengan orang yang tidak bisa mengimbangi mereka. Anak berbakat dapat berharap terlalu banyak dari dirinya sendiri dan menuntut agar segala sesuatu yang dilakukannya berjalan dengan sempurna. Rasa percaya diri bahwa yang dikerjakannya selalu berhasil dapat pula menimbulkan efek samping jika suatu saat mereka mengalami kegagalan. Anak berbakat juga cepat merasa bosan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak menarik baginya atau dengan teman-temannya.
Terkadang pula saat di sekolah, anak berbakat dapat tampil sebagai anak yang pemalas dan tidak senang mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan karena kegiatan dalam kelas tidak cukup memberi stimulasi bagi anak berbakat sehingga tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
Pada tahun 1920, IQ yang tinggi bisa dikatakan dapat memprediksi kesuksesan. Saat ini, IQ yang tinggi belum tentu dapat memprediksi kesuksesan pada anak berbakat. Intelijensi yang tinggi juga tidak secara otomatis mengarahkan pada tingkat prestasi yang dicontohkan oleh hasil kerja Marie Curie, Mozart, Einstein, Picasso, Marx, Freud, diantara orang-orang lainnya.
0 comments:
Post a Comment